Satu Luka Satu Cinta Di Kota 1001 Goa
17 oktober. Pagi itu pukul 08.15 Wib, suara TV terdengar dari balik pintu kamar No 222 disalah satu
Hotel yang tak jauh dari pantai kota Pacitan namun pintu itu terlihat masih
rapat terkunci. Sementara suara gemuruh ombak yang terdengar tak menepiskan
burung-burung kecil yang bernyanyi kala itu diantara kerlipan pasir-pasir
pantai yang menyambut hangatnya mentari pagi.
Tiga puluh menit berlalu pintu
kamar itu terlihat membuka perlahan dari dalam keluar seorang cowok dengan
wajahnya yang masih kusut mengambil secangkir kopi yang sudah beberapa menit
lalu disiapkan waiters dimeja yang tak jauh dari pintu kamarnya dan disedunya
perlahan tatapannya jauh dimana birunya laut pasang seakan menyatu dengan
birunya langit yg menjadi panorama dari hotel
yang saat itu masih terlihat lengang. Masih dipegangnya secangkir kopi itu sembari
menarik nafas panjang dan merentangkan kedua tangannya, sepertinya hatinya
gundah seolah berkata sesuatu ingin ia utarakan kepada alam apa yang ada dalam
benaknya saat itu.

Benar saja cowok yang selalu
merayakan ultahnya pada tanggal 12 November itu selalu diselimuti
bayangan-bayangan akan seseorang yang pernah digandrungi disetiap pejaman
matanya. Ya, dikota 1001 Goa inilah cowok yang bernama Lengakap Arjuna Setiawan
itu pernah menaruh mimpi-mimpinya yang kini hanya tinggal kenangan dan wanita
yang dianggapnya adalah kekuatanya kini telah menjadi milik orang lain meski ia
berusaha tak mengingat semua itu namun
hati kecilnya tetap saja berontak, hingga kini belum ada sesuatu yang
membuatnya bisa mengalahkan gejolak hatinya. Sudah hampir satu jam dia berdiri
disana dengan langkah yang berat ia membalikan pandangan matanya berkaca-kaca
“Tuhan hapuskanlah semua ini...”bisiknya
lirih dalam hati.
Perlahan ia pun berjalan beberapa
langkah menuju kamarnya dia bergegas membereskan isi tasnya yang berantakan disebelah asbak yang
dipenuhi puntung rokok kemudian diambilnya sebuah handuk dan memandikan
tubuhnya untuk memulai aktifitasnya
seperti biasa. Tak membutuhkan waktu
lama cowok berbintang Scorpio itu kini tampak rapi dan sudah berada dalam
mobilnya menuju dimana Tujuan pertamanya yang lumayan jauh dari tempat dimana
ia menginap, sebenarnya terlihat ia masih merasa enggan menuju tempat itu
karena tempat itu membuatnya
harus teringat dengan wanita yg pernah mengisi hari-harinya, melewati sepanjang jalanan yang sepi ia berusaha menghibur
dirinya sendiri dengan menikmati hijaunya pegunungan-pegunungan yang
membentang mengikuti arahnya diantara
persawahan yang sedikit terlihat mulai menguning, kota itu memang terkenal
dengan panoramanya yang eksotisme.
Beberapa menit kemudian mobil yang
melaju kencang itu terlihat mulai perlahan dan menepi setelah melewati beberapa
perkampungan “BITZ cellular & Distro” diamenatap papan nama itu dari dalam mobilnya, benar saja tempat
itu adalah tempat dimana wanita yang pernah melukai hatinya itu bekerja disana,terlihatArjuna membuka pintu
mobilnya dengan langkah pasti dia berjalan hingga tepat
didepan pintu, Dedy
cowok yang hampir sepantaranya itu keluar menemuinya yang tak lain diamerupakan pemilik dari Bitz Cellular & distro
tersebut seperti sebelum-sebelumnya dia pun berbincang-bincang kecil sekedar
tanya kabar dan yang pasti mengenai bisnis penjualannya wajar saja Arjuna adalah salah satu Suplier
dari sekian banyak yang menjadi mitra bisnis dari cellular yang dirintis oleh
Dedy sejak beberapa Tahun lalu yang kini terlihat maju pesat dan berkembang,
tak seperti biasanya Dedy terlihat buru-buru mungkin saja dia sedang ada urusan
yang tertunda dan harus segera diselesaikannya, maklum saja meski masih
terbilang muda Dedy merupakan salah satu cowok yang beruntung memiliki usaha
tak hanya disatu tempat, tak lama
Dedypun memanggil salah satu karyawan barunya untuk membantu melihat barangnya
yang perlu ditambah karna dia tidak bisa tinggal lebih lama lagi, “Din, tolong kamu kesini...”panggilnya
“ini
Arjuna, dari ACPHONESTORE tolong kamu orderkan barang kita yang perlu ditambah
ya...” terangnya kepada gadis yg baru saja keluar dari dalam sana
“Ya mas...”jawab dini dengan senyum
kecilnya.
Gadis yang berambut panjang dan
berwajah oriental itupun mendatangi Arjuna setelah Dedy pamit kepada Arjuna dan
meninggalkanya untuk urusan yang lain
“Jun
saya tinggal dulu ya....”kata Dedy kepada Arjuna.
Namun Arjuna terdiam saja
sepertinya diasedang berfikir sesuatu dan baru
menyadarinya setelah
Dedy menepuk pundaknya “hmmm...ngelamunin
apa lho...?”
“oh ya bos, sorry...sorry...”jawab
Arjuna yang sedikit kaget sambil menyeringai kecil
“kenapa
aku jadi aneh gini ngelihat cewek ini??...”tanya Arjuna pada hatinya
sendiri.
Seperti karyawan-karyawan yang sebelumnya pun Arjuna
langsung akrab dengan cewek yang bernama Dini itu merekapun mulai menyelesaikan
pekerjaanya dan tak terasa jarum jam begitu cepat berputar sepertinya langitpun
mulai merubah rautnya sementara cakrawala yang terlihat seolah ditarik dari
balik rimbunnya pegunungan perlahan mulai semakin menghilang direbut kedudukan
sang senja.
“kayaknya
udah sore nih Din, aku pamit dulu ya...”katanya kepada Dini
Dinipun menjawabnya lagi-lagi
senyuman itu muncul dan mengiringi kepergian Arjuna kala itu, Meski baru
pertama Arjuna melihat Dini tapi entah apa yang dirasakan kali ini arjuna
merasakan ada sesuatu yang berbeda pada dirinya, namun Arjuna baru menyadari
mungkin saja semua itu perasaan biasa layaknya Adam yang mengagumi Hawa karna
baginya mustahil banget jika saat ini
apa yang dirasakan lebih dari apa yang tak pernah dibayangkannya sama sekali. Anehnya
beberapa hari setelah kepulanganya dari kota itu hari-hari Arjuna terlihat
sedikit berubah sepertinya ada yang membuatnya lebih semangat lagi dalam
bekerja sesekali Arjuna mengisi waktunya yang luang dengan menulis
cerita-cerita pendek yang sedikit mendramatisir terkesan menarik meski tak
semulus apa yang ditulisnya,
yang pasti mengisahkan cerita kehidupannya. Tak salah lagi, Arjuna menulis
dimana perkenalan dirinya dengan Dini mulai dimana iabertemu hingga ngobrol
berlama-lama danterakhir ia memberanikan diri untuk meminta nomor telponya
Dini, sampai pada akhir cerita meski tak yakin Arjuna menyadari bahwa dia telah
Jatuh cinta kepada Dini sejak pertama ia bertemu.
Namun sebuah cerita tak semua
semudah penulis menggoreskan penanya diatas kertas, disisi lain Dini yang
notabene belum lama putus hubungan dengan mantan pacarnya semua itu membuatnya
tak bisa lepas dan dengan mudah membuka pintu hatinya untuk seseorang apalagi
yang belum lama dikenalnya.
Dua minggu kemudian, saat itu
sangat lengang didepan Bitz cellular & distro terlihat mobil berwarna
putih. Ya.. benar, saat itu Arjuna
berada disana kali ini Arjuna sudah berfikir matang-matang bahwa dia harus
yakin akan mampu menyatakan cintanya kepada Dini meski apapun resikonya, dari
celah- celah tatanan deretan baju-baju yang tertata rapi Arjuna meminta Dini
untuk bisa bicara empat mata meski hanya dengan waktu yang singkat, saat itu
Arjuna menatap tajam mata Dini sangat bening sekali bahkan Arjunapun bisa
melihat dibalik bening itu masih jelas tertulis nama seseorang yang pastinya
bukan namanya, namun semua itu tak mengurungkan niatnya. Seperti menulis buku
harian mulut Arjuna dengan lancar mengatakan sesuatu yang sudah mengendap
dihatinya, diraihnya kedua tangan Dini
“Din...meski aku belum lama
mengenalmu meskipun aku tak selalu memikirkanmu dan meski aku tak selalu berada
disampingmu namun aku yakinkan hatiku untuk mencintaimu dengan cintaku yang
kecil berharap kamu mau menyiraminya hingga nanti tumbuh semakin besar untuk
kelak menjadi penopang dalam hidupmu... maukah kamu meneri cintaku?”
Pernyataan itu membuat gadis yang
masih menduduki bangku kuliah itu sejenak terdiam seakan tak bernafas tak
sepatah katapun keluar dari mulutnya, bibirnya seakan terkunci rapat. Saat itu
tanggannya bergetar dan masih dalam
genggaman Arjuna, arjuna menatapnya
“aku
gak minta kamu membalas cintaku, saat ini yang aku ingin Cuma kamu tau apa yang
ada dalam hatiku... aku tau perasaan kamu masih bimbang dari segi banyak hal
tapi setidaknya aku sudah merasa beruntung untuk bisa mencintai kamu meski aku
tak tau akan aku bawa kemana nantinya rasa ini..”
Perlahan tangan halus itu dilepaskannya, sampai saat
ini arjuna masih belum tau apa yg sebenarnya merasukinnya hingga dia beranikan
itu semua begitu juga sebaliknya. Yang
jelas Arjuna tak ingin cerita ini berakhir cukup sampai disini, namun dibalik
lembaran-lembaran cerita yang ditulisnya terlihat jelas di awal ceritanya
berjudul Satu luka Satu Cinta Di Kota 1001 Goa…