Minggu, 29 Desember 2013

Satu Luka Satu Cinta Di Kota 1001 Goa



Satu Luka Satu Cinta Di Kota 1001 Goa

17 oktober. Pagi itu pukul 08.15 Wib, suara TV terdengar  dari balik pintu kamar No 222 disalah satu Hotel yang tak jauh dari pantai kota Pacitan namun pintu itu terlihat masih rapat terkunci. Sementara suara gemuruh ombak yang terdengar tak menepiskan burung-burung kecil yang bernyanyi kala itu diantara kerlipan pasir-pasir pantai yang menyambut hangatnya mentari pagi.

Tiga puluh menit berlalu pintu kamar itu terlihat membuka perlahan dari dalam keluar seorang cowok dengan wajahnya yang masih kusut mengambil secangkir kopi yang sudah beberapa menit lalu disiapkan waiters dimeja yang tak jauh dari pintu kamarnya dan disedunya perlahan tatapannya jauh dimana birunya laut pasang seakan menyatu dengan birunya langit yg menjadi panorama dari hotel  yang saat itu masih terlihat lengang.  Masih dipegangnya secangkir kopi itu sembari menarik nafas panjang dan merentangkan kedua tangannya, sepertinya hatinya gundah seolah berkata sesuatu ingin ia utarakan kepada alam apa yang ada dalam benaknya saat itu.


Benar saja cowok yang selalu merayakan ultahnya pada tanggal 12 November itu selalu diselimuti bayangan-bayangan akan seseorang yang pernah digandrungi disetiap pejaman matanya. Ya, dikota 1001 Goa inilah cowok yang bernama Lengakap Arjuna Setiawan itu pernah menaruh mimpi-mimpinya yang kini hanya tinggal kenangan dan wanita yang dianggapnya adalah kekuatanya kini telah menjadi milik orang lain meski ia berusaha tak mengingat semua itu namun  hati kecilnya tetap saja berontak, hingga kini belum ada sesuatu yang membuatnya bisa mengalahkan gejolak hatinya. Sudah hampir satu jam dia berdiri disana dengan langkah yang berat ia membalikan pandangan matanya berkaca-kaca

                “Tuhan hapuskanlah semua ini...”bisiknya lirih dalam hati.

Perlahan ia pun berjalan beberapa langkah menuju kamarnya dia bergegas membereskan isi tasnya yang berantakan disebelah asbak yang dipenuhi puntung rokok kemudian diambilnya sebuah handuk dan memandikan tubuhnya  untuk memulai aktifitasnya seperti biasa.  Tak membutuhkan waktu lama cowok berbintang Scorpio itu kini tampak rapi dan sudah berada dalam mobilnya menuju dimana Tujuan pertamanya yang lumayan jauh dari tempat dimana ia menginap, sebenarnya terlihat ia masih merasa enggan menuju tempat itu karena tempat itu membuatnya harus teringat dengan wanita yg pernah mengisi hari-harinya, melewati sepanjang  jalanan yang sepi ia berusaha menghibur dirinya sendiri dengan menikmati hijaunya pegunungan-pegunungan yang membentang  mengikuti arahnya diantara persawahan yang sedikit terlihat mulai menguning, kota itu memang terkenal dengan panoramanya yang eksotisme.

Beberapa menit kemudian mobil yang melaju kencang itu terlihat mulai perlahan dan menepi setelah melewati beberapa perkampungan “BITZ cellular & Distro” diamenatap papan nama itu dari dalam mobilnya, benar saja tempat itu adalah tempat dimana wanita yang pernah melukai hatinya itu bekerja disana,terlihatArjuna membuka pintu mobilnya dengan langkah pasti dia berjalan hingga tepat didepan pintu, Dedy cowok yang hampir sepantaranya itu keluar menemuinya yang tak lain diamerupakan  pemilik dari Bitz Cellular & distro tersebut seperti sebelum-sebelumnya dia pun berbincang-bincang kecil sekedar tanya kabar dan yang pasti mengenai bisnis penjualannya  wajar saja Arjuna adalah salah satu Suplier dari sekian banyak yang menjadi mitra bisnis dari cellular yang dirintis oleh Dedy sejak beberapa Tahun lalu yang kini terlihat maju pesat dan berkembang, tak seperti biasanya Dedy terlihat buru-buru mungkin saja dia sedang ada urusan yang tertunda dan harus segera diselesaikannya, maklum saja meski masih terbilang muda Dedy merupakan salah satu cowok yang beruntung memiliki usaha tak hanya disatu tempat,  tak lama Dedypun memanggil salah satu karyawan barunya untuk membantu melihat barangnya yang perlu ditambah karna dia tidak bisa tinggal lebih lama lagi, “Din, tolong kamu kesini...”panggilnya

“ini Arjuna, dari ACPHONESTORE tolong kamu orderkan barang kita yang perlu ditambah ya...” terangnya kepada gadis yg baru saja keluar dari dalam sana

                                “Ya mas...”jawab dini dengan senyum kecilnya.

Gadis yang berambut panjang dan berwajah oriental itupun mendatangi Arjuna setelah Dedy pamit kepada Arjuna dan meninggalkanya untuk urusan yang lain

“Jun saya tinggal dulu ya....”kata Dedy kepada Arjuna.

Namun Arjuna terdiam saja sepertinya  diasedang berfikir sesuatu dan baru menyadarinya setelah Dedy menepuk pundaknya “hmmm...ngelamunin apa lho...?”

                “oh ya bos, sorry...sorry...”jawab Arjuna yang sedikit kaget sambil menyeringai kecil

“kenapa aku jadi aneh gini ngelihat cewek ini??...”tanya Arjuna pada hatinya sendiri.

Seperti karyawan-karyawan yang sebelumnya pun Arjuna langsung akrab dengan cewek yang bernama Dini itu merekapun mulai menyelesaikan pekerjaanya dan tak terasa jarum jam begitu cepat berputar sepertinya langitpun mulai merubah rautnya sementara cakrawala yang terlihat seolah ditarik dari balik rimbunnya pegunungan perlahan mulai semakin menghilang direbut kedudukan sang senja.

“kayaknya udah sore nih Din, aku pamit dulu ya...”katanya kepada Dini

Dinipun menjawabnya lagi-lagi senyuman itu muncul dan mengiringi kepergian Arjuna kala itu, Meski baru pertama Arjuna melihat Dini tapi entah apa yang dirasakan kali ini arjuna merasakan ada sesuatu yang berbeda pada dirinya, namun Arjuna baru menyadari mungkin saja semua itu perasaan biasa layaknya Adam yang mengagumi Hawa karna baginya mustahil banget  jika saat ini apa yang dirasakan lebih dari apa yang tak pernah dibayangkannya sama sekali. Anehnya beberapa hari setelah kepulanganya dari kota itu hari-hari Arjuna terlihat sedikit berubah sepertinya ada yang membuatnya lebih semangat lagi dalam bekerja sesekali Arjuna mengisi waktunya yang luang dengan menulis cerita-cerita pendek yang sedikit mendramatisir terkesan menarik meski tak semulus apa yang ditulisnya, yang pasti mengisahkan cerita kehidupannya. Tak salah lagi, Arjuna menulis dimana perkenalan dirinya dengan Dini mulai dimana iabertemu hingga ngobrol berlama-lama danterakhir ia memberanikan diri untuk meminta nomor telponya Dini, sampai pada akhir cerita meski tak yakin Arjuna menyadari bahwa dia telah Jatuh cinta kepada Dini sejak pertama ia bertemu.

Namun sebuah cerita tak semua semudah penulis menggoreskan penanya diatas kertas, disisi lain Dini yang notabene belum lama putus hubungan dengan mantan pacarnya semua itu membuatnya tak bisa lepas dan dengan mudah membuka pintu hatinya untuk seseorang apalagi yang belum lama dikenalnya.

Dua minggu kemudian, saat itu sangat lengang didepan Bitz cellular & distro terlihat mobil berwarna putih. Ya.. benar, saat itu Arjuna berada disana kali ini Arjuna sudah berfikir matang-matang bahwa dia harus yakin akan mampu menyatakan cintanya kepada Dini meski apapun resikonya, dari celah- celah tatanan deretan baju-baju yang tertata rapi Arjuna meminta Dini untuk bisa bicara empat mata meski hanya dengan waktu yang singkat, saat itu Arjuna menatap tajam mata Dini sangat bening sekali bahkan Arjunapun bisa melihat dibalik bening itu masih jelas tertulis nama seseorang yang pastinya bukan namanya, namun semua itu tak mengurungkan niatnya. Seperti menulis buku harian mulut Arjuna dengan lancar mengatakan sesuatu yang sudah mengendap dihatinya, diraihnya kedua tangan Dini

“Din...meski aku belum lama mengenalmu meskipun aku tak selalu memikirkanmu dan meski aku tak selalu berada disampingmu namun aku yakinkan hatiku untuk mencintaimu dengan cintaku yang kecil berharap kamu mau menyiraminya hingga nanti tumbuh semakin besar untuk kelak menjadi penopang dalam hidupmu... maukah kamu meneri cintaku?”

Pernyataan itu membuat gadis yang masih menduduki bangku kuliah itu sejenak terdiam seakan tak bernafas tak sepatah katapun keluar dari mulutnya, bibirnya seakan terkunci rapat. Saat itu tanggannya bergetar dan  masih dalam genggaman Arjuna, arjuna menatapnya

“aku gak minta kamu membalas cintaku, saat ini yang aku ingin Cuma kamu tau apa yang ada dalam hatiku... aku tau perasaan kamu masih bimbang dari segi banyak hal tapi setidaknya aku sudah merasa beruntung untuk bisa mencintai kamu meski aku tak tau akan aku bawa kemana nantinya rasa ini..”
Perlahan  tangan halus itu dilepaskannya, sampai saat ini arjuna masih belum tau apa yg sebenarnya merasukinnya hingga dia beranikan itu semua begitu juga sebaliknya.  Yang jelas Arjuna tak ingin cerita ini berakhir cukup sampai disini, namun dibalik lembaran-lembaran cerita yang ditulisnya terlihat jelas di awal ceritanya berjudul  Satu luka Satu Cinta Di Kota 1001 Goa…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar